Jakarta - Beruang kutub terimbas signifikan oleh perubahan iklim, pemanasan global. Studi terbaru menunjukkan bahwa spesies ini tak akan sanggup melewati tahun 2100 alias punah.
Hewan berwarna putih ini sangat terpengaruh pemanasan global. Salah satu buktinya, foto-foto beruang kutub kurus yang susah payah mencari makanan. Predator teratas Kutub Utara ini harus tersiksa dalam beberapa tahun terakhir.
Kini, bumi kian menghangat. Studi terbaru menyebut efek mengerikan lainnya, yakni kepunahan beruang kutub pada tahun 2100, itu jika manusia gagal mengurangi emisi gas rumah kaca.
Beberapa populasi beruang kutub telah mencapai ambang batas kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini diterbitkan pada Senin di jurnal Nature Climate Change.
Ada secercah harapan bahwa beberapa beruang dapat diselamatkan dan masih akan menempati beberapa wilayah di lingkaran Arktik. Tapi, harus diakui bahwa jumlah beruang kutub mungkin sangat berkurang di beberapa daerah.
Saat es laut di Kutub Utara bergerak, demikian pula beruang kutub
Beruang kutub adalah karnivora terestrial terbesar di Bumi. Tapi nasib mereka sangat terkait dengan apa yang terjadi pada es laut Kutub Utara.
Mereka mengandalkan es sebagai tempat untuk menangkap anjing laut, mangsa favorit. Karena, beruang kutub tidak cukup terampil berenang di perairan terbuka, kata Péter K. Molnár, asisten profesor di University of Toronto Scarborough dan salah satu penulis penelitian.
Kehidupan beruang kutub selalu ditandai periode pesta dan kelaparan. Di musim dingin, ketika es laut berada pada tingkat paling tebal, beruang mencoba menyantap anjing laut sebanyak mungkin.
Beruang kutub harus menyimpan banyak energi untuk bertahan hidup di bulan-bulan berikutnya. Saat musim panas badannya menjadi kurus, itu ketika es mencair dan mereka dipaksa berburu di darat.
Tapi jumlah es laut di kawasan Arktik menurun seperti yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Populasi beruang di beberapa bagian Arktik dipaksa untuk di darat lebih lama dan lebih lama tanpa makanan.
Beruang kutub (Foto: CNN)
Beruang kutub membutuhkan lahan es sebagai tempat untuk berburu dan mendapatkan makanan. Makanya, manusia harus mampu turut mengendalikan iklim.
Peneliti masih mencari tahu berapa lama beruang kutub di berbagai daerah dapat berpuasa sebelum bisa beranak-pinak. Penelitian itu membuktikan adanya perbedaan daya tahan beruang kutub di berbagai daerah dalam berpuasa, tapi persamaan dari penelian itu didapatkan kesimpulan bahwa anak-anak beruang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Beruang kutub betina dewasa yang mencari makan bersama anak-anaknya menjadi yang paling rentan kedua, diikuti oleh jantan dewasa. Betina yang soliter dapat berpuasa selama 255 hari dan angka bertahan hidup itu dapat menurun tajam.
Para peneliti memiliki dua skenario terkait es laut di Kutub Utara. Ini untuk melihat berapa lama beruang kutub dapat bertahan tanpa makanan di masa depan.
Lautan es Kutub Utara telah menyusut secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, terutama selama musim panas.
Berdasarkan catatan satelit, 13 tahun terakhir, dari tahun 2007-2019, menjadi periode 13 tahun terburuk laut es ketika memasuki musim panas. Sejak pertengahan 1990-an, Arktik telah mengalami pemanasan lebih dari dua kali lipat dari rata-rata global.
Suhu udara yang sangat tinggi menjadi biang mencairnya es laut Arktik. Penyebab utama dari kejadian itu ialah manusia masih menggunakan bahan bakar fosil untuk berbagai kebutuhan.
Melihat ke masa depan, penelitian lain menemukan bahwa Kutub Utara akan kehilangan es di musim panas, paling cepat di tahun 2040 atau 2050.
Para peneliti pun menggabungkan perkiraan berapa lama beruang kutub dapat berpuasa dengan proyeksi lautan es Kutub Utara. Didapatkan perkiraan masa depan beruang kutub di 13 wilayah berbeda.
Beberapa populasi beruang kutub, seperti yang ada di Teluk Hudson Kanada, mungkin telah melewati ambang batas yang akan berdampak pada reproduksi dan kelangsungan hidup. Dalam skenario iklim di mana manusia gagal mengurangi emisi gas rumah kaca, hampir semua beruang kutub di Kutub Utara mungkin hanya dapat bertahan hidup hingga tahun 2100.
Pengecualian bagi beruang kutub di Kepulauan Ratu Elizabeth yang terpencil di Kanada. Jika manusia mampu mengerahkan pengurangan emisi global secara moderat, beruang kutub di wilayah lain bisa bertahan hingga melebihi 2100 pun meningkat.
Para penulis mengatakan bahwa pada akhirnya nasib beruang kutub ada di tangan kita.
Komentar
Tulis Komentar