Jakarta - Sebuah pameran bakal memamerkan gambar-gambar yang diduga kuat sebagai panduan perjalanan (travel guide) pertama di dunia dan sudah berusia ratusan tahun.
Seperti diberitakan CNN, Rabu (9/10/2019), gambar-gambar itu menjelaskan gambaran dari negeri-negeri nun jauh di sana pada masa itu. Tahun pembuatannya 500 tahun sebelum adanya Instagram.
'Peregrinatio in Terram Sanctam', atau Ziarah ke Tanah Suci, dikatakan sebagai panduan perjalanan pertama di dunia. Ditulis oleh Bernhard von Breydenbach, diilustrasikan oleh Reiwich, dan diterbitkan pada 1486.
Foto: (CNN)
Dalam istilah kekinian, dapat dikatakan pula bahwa mereka adalah influencer perjalanan pertama di dunia. Perjalanan Von Breydenbach melalui Italia dan melintasi Mediterania memikat pembaca. Ilustrasi Reiwich juga menjadi gambar akurat pertama yang pernah dilihat dari sebuah destinasi termasuk Rhodes, Kairo, dan Beirut.
Orang Eropa abad ke-15 pun terpesona.
Mereka yang tidak meninggalkan rumah suka melihat gambar-gambar itu, sementara para pelancong yang merencanakan ziarah ke Tanah Suci menyukai peta Yerusalem, peta kota yang pertama kali dicetak. Buku itu berulang kali dicetak ulang.
Venesia (CNN)
Hanya segelintir cetakan edisi pertama yang bertahan dan jarang dipajang di depan umum, karena lembaran halamannya yang lawas terbilang sensitif dengan paparan cahaya. Tapi di minggu ini, salinannya itu akan dipajang di British Museum di London.
Buku itu merupakan bagian dari koleksi British Museum dan tidak biasanya ditampilkan. Pamerannya bernama Inspired by the east: How the Islamic world influenced western art yang berakhir pada 26 Januari 2020 nanti.
Kata salah satu petugas British Museum, Maxwell Blowfield, perjalanan Von Bredenbach itu ditulis dalam bahasa Latin. Perjalanan pasangan itu jauh berbeda dari perjalanan penulis modern.
Tidak banyak perubahan dalam 500 tahun (CNN)
Perjalanan mereka ke Tanah Suci, berangkat dari Venesia dan bepergian melalui laut selama dua tahun. Mereka berangkat pada 1483 dan kembali ke rumahnya pada 1484.
Kata Giulia Bartrum, kurator dari Jerman di British Museum, menyebut buku itu adalah yang terlaris pada abad ke-15. "Sangat sedikit orang di Eropa yang pernah mengunjungi tempat-tempat ini sehingga mereka tidak memiliki gambaran realistis tentang keadaannya," katanya.
Komentar
Tulis Komentar