Polewali Mandar - Polewali Mandar memiliki kawasan Agro Wisata bernama Kebun Raya Bulo. Berada di kawasan pegunungan, wisata ini juga menjadi surga para pecinta buah durian.
Bagaimana tidak, sejauh mata memandang, kebun raya memiliki luas kurang lebih 100 hektar dipenuhi hamparan pohon durian. Di musim kali ini, pohon durian tersebut tengah berbuah lebat dan buahnya siap untuk dinikmati.
Lokasinya berada di Desa Karombang, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar. Oleh sebagian warga ataupun pengunjung, kawasan kebun raya bulo kerap dimanfaatkan sebagai lokasi untuk berswafoto.
Kebun Raya Bulo berjarak kurang lebih 23 kilometer dari Kecamatan Wonomulyo, pusat perdagangan Kabupaten Polewali Mandar. Untuk menjangkau kawasan agrowisata ini, membutuhkan waktu lebih kurang 40 menit, baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Foto: (Abdy Febriady/detikcom)
Ada berbagai macam buah durian yang dikembangkan di Kebun Raya Bulo, mulai dari durian lokal hingga durian Bangkok dari negeri gajah putih Thailand. Durian bangkok memiliki ciri khas daging buah yang tebal dan manis, serta berukuran super jumbo.
Pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah. Tidak hanya berkesempatan menyaksikan pohon durian yang tengah berbuah lebat, tetapi juga bisa menikmati kelezetan buah durian berukuran jumbo.
Uniknya lagi, sensasi menikmati buah durian di kebun ini bisa dirasakan sembari duduk di bawah rindanganya pohon durian. Pengunjung tidak perlu takut atapun merasa khawatir, lantaran semua buah durian yang masih berada di pohon telah diikat, sehingga ketika buah terlepas dari dahan, tidak akan langsung jatuh ke tanah dan menimpa pengunjung.
Namun bagi pengunjung yang tetap merasa takut, jangan khawatir karena pengelola telah melengkapi kawasan ini dengan sejumlah gazebo untuk memberikan rasa nyaman buat para pengunjung.
"Rasanya enak saki, dagingnya sangat tebal, saya sangat puas, apalagi suasana di sini sangat bagus," puji salah seorang pengunjung Dirman, kepada wartawan, Sabtu (07/03/20).
Rasa puas juga diungkapkan Nurul, salah seorang pengunjung yang datang bersama kerabat. Dia mengaku baru pertama kali mencicipi kelezetan buah durian.
"Saya rasakan makan buah durian di kebun raya bulo ini sangat enak, apalagi pertama kali saya makan buah durian di sini sangat enak, ayo berkunjung ke sini, apalagi suasananya sangat bagus, cocok untuk bersama keluarga," ungkap Nurul.
Istimewanya lagi, buah durian yang disajikan kepada pengunjung mendapat garansi dari pengelola, mulai dari yang rusak hingga tidak manis.
"Memang strategi pemasaran yang kami tawarkan lain daripada yang lain, buah durian yang kami tawarkan digaransi, mulai dari yang rusak, kurang matang ataupun tidak manis, akan kami ganti dengan durian yang baru, pembayarannya pun baru akan dilakukan ketika buah durian telah dinikmati oleh pengunjung," kata pengelola Kebun Raya Bulo, Aco Masrudin Mogot.
Bagi warga yang ingin berkunjung, terlebih dahulu harus mendaftarkan diri. Agar pengelola dapat mempersiapkan buah durian terbaik untuk dinikmati.
"Khusus tahun ini, kami coba lakukan model seperti ini, karena pengunjung antusias, jadi pengunjung mesti daftar dulu baru masuk ke sini," jelas Aco.
Menurut Aco, kendati kawasan perkebunan durian ini telah ada sejak tahun 2007. Pengelolaan menjadi kawasan wisata baru dilakukan sejak tahun 2015.
"Awalnya kebun biasa saja, nanti pada tahun 2015 kemarin kita coba jadikan tempat wisata buah, sekarang sudah mulai ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah " ungkapnya.
Foto: (Abdy Febriady/detikcom)
Untuk satu buah durian jenis Bangkok dibanderol seharga 25 ribu rupiah per kilogram. Rata-rata buah yang ditawarkan di kebun ini memiliki ukuran bervariasi, dari 3 hingga 8 kilogram.
"Harga itu masih di bawah standar, ukuran satu buah durian bervariasi, bahkan kami pernah dapatkan buah durian berukuran 15,5 kilo, itu yang terbesar," pungkas Aco.
Bagaimana? penasaran dengan keseruan berwisata di Kebun Raya Bulo? Sambil merasakan sensasi menikmati buah durian berukuran jumbo di bawah pohon durian, jangan lupa berkunjung traveler.
Komentar
Tulis Komentar