Jakarta - Deburan ombak terdengar kencang menabrak bebatuan yang berbentuk bak sarang lebah tak beraturan itu. Bebatuan tinggi ini oleh masyarakat Jepang disebut sebagai Tebing Tojinbo. Formasi batuan yang tak beraturan namun terlihat menarik ini telah terbentuk selama jutaan tahun akibat erosi dan pukulan ombak kuat dari Laut Jepang. Tebing Tojinbo merupakan landmark ikonik yang menjadi kebanggaan masyarakat Prefektur Fukui, Chubu.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (4/3/2020), kendati terlihat punya medan yang curam, Tebing Tojinbo ini dapat diakses dengan mudah oleh wisatawan. Ketika traveler menuju ke sana, traveler akan melewati jalan setapak yang diapit beraneka macam toko. Toko-toko itu menjual berbagai makanan, antara lain boga bahari (seafood) segar dan es krim.
Selain itu, ada juga toko yang menjual cenderamata yang akan menjadi kenang-kenangan traveler ketika singgah ke Tebing Tojinbo. Nah, untuk yang doyan ngopi, traveler juga bisa mampir ke kafe yang terletak di ujung jalan. Sambil menikmati secangkir kopi hangat, traveler dapat melihat pemandangan tebing dan laut yang menentramkan.
Jika traveler ingin melihat megahnya tebing ini dari lautan, traveler juga bisa naik kapal pesiar. Melalui tur kapal pesiar ini, traveler tak hanya berkesempatan untuk melihat tebing dari dekat tetapi juga pulau tetangga bernama Oshima yang juga punya tebing berbentuk sarang lebah.
Traveler bisa mencicipi aneka seafood di sini. (Foto: iStock)
Tur yang berlangsung selama 30 menit itu dapat traveler pesan melalui aplikasi ponsel gratis yang disebut Tojinbo Cruise. Melalui aplikasi itu, traveler akan mendapatkan informasi dan gambar mengenai spot-spot yang akan dilalui oleh kapal tersebut. Tiket untuk naik kapal ini adalah 1.400 yen (Rp 184 ribu) untuk orang dewasa dan 700 yen (Rp 92 ribu) untuk anak-anak.
Bila traveler datang bersama pasangan, ada sebuah spot romantis yang bisa dinikmati berdua. Traveler dan pasangan bisa naik ke dek observasi yang disebut Menara Tojinbo.
Konon menara ini dapat membawa keberuntungan bagi percintaan. Itu karena di menara tersebut terdapat patung Hotei yang merupakan dewa kepuasan dan kebahagiaan, yang akan memberikan keberuntungan bagi pasangan dengan membelai kepala satu sama lain.
Selain itu, dari menara ini traveler juga dapat memandangi Gunung Hakusan, Pulau Oshima dan Tanjung Echizen.
Untuk menuju ke menara, traveler dapat berjalan kaki selama 5 menit dari kawasan tebing. Menara ini buka mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore namun dapat berubah ketika cuaca buruk. Tarif masuknya adalah 500 yen (sekitar Rp 66 ribu) untuk orang dewasa dan 300 yen (sekitar Rp 39 ribu) untuk anak-anak.
Pemandangan Tojinbo dilihat dari lautan. (Foto: iStock)
Ada dua versi cerita mengapa si biksu ini bisa jatuh. Versi pertama mengatakan, biksu Tojinbo sebenarnya merupakan biksu jahat yang dibenci penduduk setempat. Penduduk saat itu marah karena sikapnya yang tercela sehingga mereka melemparnya ke laut.
Traveler, di balik pesonanya, Tebing Tojinbo juga dikenal sebagai tempat yang misterius dan berhantu. Persepsi ini terbentuk dari legenda yang mengatakan bahwa nama Tojinbo itu diambil dari nama seorang biksu Tojinbo yang meninggal akibat jatuh dari tebing.
Sementara itu versi lainnya mengatakan, biksu ini jatuh cinta pada seorang putri. Malangnya, ia ditipu oleh seseorang yang cemburu padanya untuk pergi ke tebing. Biksu itu kemudian didorong sampai jatuh ke laut.
Banyak orang percaya, rohnya masih menghantui tebing di Fukui itu, terutama ketika ada hujan lebat dan angin kencang. Mungkin Tojinbo hanya perlu doa untuk menenangkan jiwanya yang gelisah.
Konon tebing ini dihantui oleh roh biksu. (Foto: iStock)
Kalau traveler penasaran, traveler dapat mengunjungi Tebing Tojinbo menggunakan beberapa alternatif kendaraan. Jika menggunakan kereta, dari Stasiun Fukui, naiklah kereta menuju Mikuniminato. Dari sana traveler dapat berjalan kaki selama 30 menit.
Traveler juga bisa naik kereta jurusan Kanazawa lalu berganti kereta di Awara Onsen. Dari Awara Onsen, traveler dapat melanjutkan perjalanan menggunakan bus selama 40 menit.
Cara lain, traveler bisa mengendarai mobil dari Nagoya, Osaka, atau Tokyo dengan melewati jalan tol Hokuriku dan Meishin. Di kawasan tebing itu ada parkir berbayar dan gratis.
Komentar
Tulis Komentar