Denpasar - Bangkrutnya perusahaan wisata Inggris Thomas Cook berdampak besar pada hotel-hotel di Bali. Setidaknya ada 16 hotel yang merugi miliaran Rupiah.
Belasan hotel di Bali diprediksi merugi miliaran rupiah terkait bangkrutnya perusahaan wisata Inggris Thomas Cook. Itu karena setidaknya ada 16 hotel yang bekerja sama dengan travel agen tertua di Inggris itu.
"Belum ada laporan, yang jelas handling agennya pasti susah. Mereka hanya pakai 16 hotel di Bali," kata Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat dihubungi via telepon di Denpasar, Bali, Rabu (25/9/2019).
Agung mengatakan biro perjalanan Thomas Cook merupakan salah satu pembawa turis asal Eropa terbesar ketiga di Pulau Dewata. Dia mengatakan biro perjalanan itu biasa bekerja sama dengan hotel bintang 3 hingga bintang 5 yang berlokasi di tepi pantai.
"16 hotel aja di bali, bintang 3-5 yang penting pinggir pantai kalau turis Eropa. Mereka agen tertua mungkin sudah (beroperasi di Bali) sejak tahun 70. Paling banyak (bawa turis Eropa), paling besar, termasuk tiga besar," jelasnya.
Agung menyebut para turis ropa biasa tinggal di Bali selama 2 minggu dengan estimasi biaya sekitar USD 1.100. Dia pun memperkirakan potensi kerugian yang dialami tiap hotel senilai Rp 1 miliar.
"Masing-masing anggap saja Rp 1 miliar satu hotel, jadi totalnya minimal Rp 16 miliar," terangnya.
Foto: (Thomas Cook)
Agung menuturkan pihaknya bakal tetap melayani para turis dari Thomas Cook yang berada di Bali. Hanya saja, pihaknya bakal langsung melakukan penagihan ke turis tersebut.
"Ini kita lagi kita antisipasilah tamunya dia yang masih di Bali itu tetap kita layani baik-baik tapi jangan sampai mereka nggak bayar juga akhirnya kan gitu. Tapi kita tagihkan ke wisatawannya terus selanjutnya ya biasalah ada wisatawan yang nolak, sekalian ada yang lapor ke konsul atau apa, atau ini dia bayar," jelasnya.
Agung menuturkan pasca-ditetapkan gulung tikar pihaknya tak akan menerima lagi tamu-tamu Thomas Cook yang datang. Pihaknya pun berusaha untuk tetap menagihkan piutang tamu-tamu Thomas Cook yang belum dibayar.
"Bookingan baru nggak ada, jadi nggak kita layani (yang datang setelah ditetapkan bangkrut). Paling nggak kita berusaha tagihan-tagihan kita dibayar ya dengan segala cara biasanya susah," ujarnya.
"Inilah kelemahan offline, kalau dia digital mereka tamunya bayar ke kita, kalau offline ya begini. Kalau mereka kurang bagus, apalagi kalau sudah ditetapkan mau bangkrut, akhirnya kita keleleran, nggak bisa, nggak kuat juga posisinya kita hanya mengandalkan kepercayaan lemah sekali. Ya ginilah menangnya offline," cetus Agung.
Pengumuman bangkrutnya perusahaan wisata Thomas Cook dilakukan Minggu (22/9) waktu setempat. Thomas Cook telah mengkonfirmasi bahwa semua perusahaan dalam grupnya telah berhenti beroperasi termasuk di dalamnya maskapai Thomas Cook.
Perusahaan wisata tertua di dunia yang berusia 178 tahun membuat ratusan ribu pelancong terlantar. Ada lebih dari 150.000 penumpang Thomas Cook di luar negeri. Jumlah ini lebih besar dua kali lipat dari kasus operasi pemulangan warna yang dilakukan pemerintah setelah keruntuhan Monarch Airlines di tahun 2017.
Pemerintah meminta untuk meluncurkan program repatriasi yang akan mengembalikan penumpang Thomas Cook ke Inggris dari 23 September hingga 6 Oktober. Pihak Otoritas Penerbangan Sipil juga meluncurkan laman resmi di mana penumpang dapat menemukan detail tentang penerbangan pengganti.
Komentar
Tulis Komentar