Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus merupakan peristiwa mahapenting bagi bangsa Indonesia. Jejaknya bisa kita jumpai di museum ini.
Sebelum proklamasi itu dibacakan di Jl.Pegangsaan, perumusan naskahnya dilakukan oleh banyak tokoh Indonesia. Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah seorang tokoh Jepang bernama Laksamana Muda Tadashi Maeda. Rumah itulah yang saat ini bernama Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Ruang perumusan, tempat naskah didiskusikan oleh ketiga tokoh penting
Bangunan bergaya art deco eropa ini tampak terjaga dengan baik. Meski berdiri sejka tahun 1920-an cat dinding putih bersih dengan pintu dan bingkai jendela berwarna kuning, selalu diperbaharui sebelum perayaan kemerdekaan tanpa menghilangkan keasliannya.
Museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dari rumah ini memiliki ruangan-ruangan yang memiliki sejarah penting. Sementara itu, lantai atas berisi benda-benda koleksi museum seperti buku, pita rekaman dan dokumentasi perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ruang pengesahan, naskah proklamasi disetujui oleh 50 tokoh
Ketika memasuki bangunan ini tampak disebelah kiri merupakan ruang pertemuan. Ruangan ini merupakan tempat diterimanya Ir.Soekarno, Drs.Moh Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo diterima Laksamana Muda Maeda. Ketiga tokoh ini tiba pukul 22.00 sekembali dari Rengasdengklok.
Di sebelahnya terdapat ruangan yang lebih luas yaitu ruangan perumusan. Di sinilah konsep naskah proklamasi dirumuskan oleh ketiga tokoh penting tersebut. Patung ketiganya pun terlihat sedang mendiskusikan isi naskah. Di salah satu dinding nampak gambar naskah yang masih dalam bentuk tulisan tangan dari Ir.Soekarno.
Beranjak keruangan besar lainnya, ruangan pengesahan. Ruangan ini merupakan ruang dimana naskah proklamasi disetujui oleh hadirin yang terdiri dari 40-50 orang. Dapat dilihat gambar naskah yang sudah diketik dan atas nama bangsa Indonesia ditandatangani Ir.Siekarno serta Moh.Hatta. Kita juga bisa melihat foto dari 50 orang yang hadir dalam ruangan tersebut.
Patung Sayuti Melik sedang mengetik naskah proklamasi didampingi BM Diah
Sebelum menelusuri tangga ke lantai atas, kita biaa menemui sebuah ruangan kecil dibawah tangga. Ruangan ini menjadi saksi naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan didampingi oleh BM Diah. Kejadian tersebut diabadikan dalam bentuk patung keduanya.
Di lantai atas masih dengan dinding bercat putih dan pintu serta bingkai jendela berwarna kuning. Dindingnya penuh dengan gambar-gambar yang menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia. Pertemuan para tokoh penting di dalam dan luar negeri, pertemuan Bung Karno dan Jendral Sudirman, sejarah agresi militer Belanda dan peristiwa penting lainnya.
Lanrai atas bangunan, berisi benda koleksi bersejarah.
Beberapa benda yang menjadi saksi bisu sejarah juga dipamerkan disini. Majalah yang berisi pidato peringatan kemerdekaan, piringan hitam yang merekam proklamasi kemerdekaan pertama kali, uang kertas kuno serta berbagai benda bersejarah lainnya.
Museum ini menjadi sangat penting mengingat sejarah yang dimiliki. Semoga dengan adanya museum ini, bnagsa Indonesia bisa lebih menghargai perjuangan para pahlawan.
Kita bisa mengunjungi museum ini setiap hari Selasa - Minggu. Hanya dengan membayar tiket sebesar Rp 1.000 - Rp. 2.000 kita sudah bisa menambah pengetahuan sejarah bangsa Indonesia.
Komentar
Tulis Komentar