Selain Indonesia, Kamboja juga punya wisata candi. Salah satu yang menarik adalah Candi Bayon dengani ukiran bergambar wajah. Konon merupakan bentuk toleransi.
Mungkin sudah berulang kali didengungkan bahwa Kamboja selalu menonjolkan wisata candinya sebagai andalan pariwisata negara yang selalu berhasil menyedot para turis mancanegara, terutama menuju negara ini.
Candi Angkor Wat yang terletak di kota Siem Reap tentu menjadi ikon utama dari negara ini, tetapi hanya sepelemparan batu dari candi ini, terdapat kompleks kota besar berisikan banyak candi lainnya lagi yakni Angkor Thom, sebuah kompleks kota yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan Khmer yang berdiri pada sekitar Abad ke-12.
Di dalam kota ini sendiri terdapat banyak sekali candi yang tersebar, tapi hanya satu yang bisa dibilang unik dan menarik dibanding yang lainnya yakni Candi Bayon. Candi Bayon bisa dibilang ikon kedua Kamboja selain Angkor Wat karena keunikannya. Di dinding candi ini terdapat banyak pahatan-pahatan wajah yang tampak berkesan tenang dan damai. Namun, pertanyaanya representasi siapakah wajah-wajah ini?
Didirikan oleh Raja Jayavarman VII seturut juga berdirinya Angkor Thom sebagai ibukota Kerajaan Khmer pada Abad ke-12. Raja Jayavarman VII sendiri beragama Hindu namun kemudian berpindah agama menjadi Buddha begitu pula juga penduduk Angkor Thom yang beragama baik Hindu maupun Buddha.
Jayavarman sendiri membangun Candi Bayon sebagai bentuk devosi kepada Buddha Avalokiteshvara. Namun, seiring berjalannya waktu candi ini menjadi simbol persatuan antara dua agama yang pada masa itu saling bersinggungan.
Tidak diketahui siapa yang direpresentasikan dari wajah-wajah yang terukir di candi itu. Hanya menurut guide saya di Siem Reap, Mr Ta, ada beberapa tafsiran mengenai siapakah sosok yang digambarkan dalam wajah-wajah ini. Yang pertama karena untuk meredam gesekan antar umat Hindu dan Buddha di Angkor Thom, muka-muka ini merepresentasikan dua sosok penting kedua agama itu.
Ketenangan dan kekaleman dari wajah tersebut menggambarkan sosok Buddha Avalokiteshvara yang melambangkan welas asih dan banyak didevosikan dalam aliran Buddha Mahayana. Representasi lainnya adalah wajah-wajah ini merupakan wajah dari Dewa Brahma yang merupakan dewa berwajah empat yang menjelaskan mengapa ada empat wajah yang menghadap ke arah yang berbeda dalam tiap kolom. Namun, wajah-wajah ini juga merepresentasikan wajah dari Raja Jayavarman VII itu sendiri karena seperti layaknya penguasa zaman dulu, ia mencoba melegitimasi diri sebagai manusia setengah ilahi.
Selain wajah-wajah yang menjadi ciri khas candi ini, juga terdapat banyak ukiran relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada Kerajaan Khmer. Seperti perdagangan dan pertanian serta peperangan melawan Kerajaan Cham dari Vietnam serta cerita-cerita mitologi seperti Ramayana, sosok Apsara atau bidadari yang selalu menjadi ciri khas dari tiap candi di Kamboja.
Komentar
Tulis Komentar