Banyuwangi - Indonesia harus bangga dengan Kawah Ijen. Sebab, kawasan itu menjadi satu dari dua yang ada di dunia.
detikTravel mampir ke Banyuwangi dalam perjalanan Road Trip Jakarta-Bali menggunakan mobil hybrid Toyota Corolla Cross. Kalau jalan-jalan ke Banyuwangi sudah pasti harus naik ke Kawah Ijen.
Tapi, tidak semua orang mendapat keberuntungan untuk melihatnya. Apalagi. di tengah pandemi ini jam operasional mulai dikurangi. Kini Kawah Ijen baru mulai buka pukul 03.00-12 WIB.
Buat kamu yang tak bisa melihat blue fire atau api birunya jangan sedih, ya. Traveler bisa melihatnya di rumah lewat suvenir yang satu ini, ukiran belerang.
Suvenir belerang Kawah Ijen Foto: (Bonauli/detikcom)
Lho, kok bisa?
Saat berada di puncak Kawah Ijen, kamu akan bertemu dengan para penambang belerang. Sebagian dari mereka tak hanya jadi penambang tapi juga penjual suvenir, Tohari contohnya.
Tohari dan teman-temannya sudah 25 tahun jadi penambang. Untuk menambah uang makan, mereka mencari sampingan dengan menjual suvenir belerang. Ini pun tidak dilakukan setiap hari.
Suvenir ini dikemas dalam aneka bentuk. Mulai dari bentuk bunga, kura-kura, sampai ada yang diukir nama. Semuanya berwarna kuning karena asli dari belerang.
"Ndak perlu takut bau, ini aman sudah tidak ada baunya," ujar Tohari.
Suvenir belerang Kawah Ijen Foto: (Bonauli/detikcom)
Harganya pun variasi tergantung dari bentuk suvenir. Ada yang harganya Rp 5 ribu sampai Rp 100 ribu.
"Kalau yang murah itu pakai cetakan saja. Yang paling susah ukir tulisannya," dia menjelaskan.
Namun yang paling mahal justru berukuran sangat kecil, yaitu keranjang penambang. Dianyam dari rotan, keranjang tersebut jadi miniatur alat angkut belerang. Di dalam keranjang tersebut juga diisi belereng.
"Keranjang paling mahal karena buatnya paling lama, sehari cuma bisa jadi satu," ujarnya.
Belerang-belerang ini memiliki tingkat kecerahan yang beragam. Warna cerah menandakan bahwa itu belerang baru. Kalau sudah lama, semuanya akan berwarna kuning pekat.
Belerang-belerang ini sebelumnya berbentuk cair. Inilah mengapa cukup mudah untuk dibentuk.
"Kalau mau lihat api biru cukup bakar saja belerang ini," dia mengungkapkan.
Sebagai penambang, Tohari dan teman-temannya sudah hapal betul bentuk blue fire Merekalah yang memadamkan api biru di pinggir kawah agar bisa mendapatkan belerang.
Suvenir belerang Kawah Ijen Foto: (Bonauli/detikcom)
Karena kalau api biru terus hidup, maka mereka tidak akan kebagian belerang. Membeli suvenir ini artinya kamu membawa si Api Biru ke rumah kamu.
"Kalau mau dibakar, bakar di ruang terbuka ya. Karena asapnya sangat menyegat," Tohari menjelaskan.
Satu lagi traveler, usahakan untuk membakar di tempat yang sangat gelap ya. Itu agar api birunya kelihatan.
"Nanti kalau dibakar di tempat terang, api birunya enggak kelihatan dong. Kaya terbakar biasa aja," ujar Tohari kemudian tertawa.
Komentar
Tulis Komentar